Muhaimin Iskandar |
Jakarta - Saat ini Indonesia banyak membicarakan tentang kisruh dan dinginnya politik, kabarnya Indonesia kali ini tidak mementingkan publik, mengapa demikian? Jawabannya adalah karena Partai Demokrat terus menerus mengupayakan agar yang menjadi Wakil Anies Baswedan bukan dengan Muhaimin Iskandar melainkan Ketua umum itu Agus Harimurti Yudhoyono.
Dikutip dari laman Kompas.com pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, hubungan Partai Nasdem dan Partai Demokrat saai ini ibarat saudara tiri yang tidak harmonis. Hubungan keduanya menunjukkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tak sepenuhnya sejalan “Demokrat-Nasdem seperti saudara tiri yang tidak harmonis dan sering terjadi huru-hara politik, saling serang di ruang publik dan itu tidak produktif,” ujar Adi kepada Kompas.com.
Saat ini publik juga tak bisa menutup mata bahwa kedua partai ini selalu perang terbuka yang mengindikasikan mereka tak sejalan, ujian soliditas KPP yang mendorong Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) itu justru berada di hubungan Nasdem-Demokrat.
Oleh karena itu, Anies langsung menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), serta Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Aljufri merupakan upaya untuk memastikan bahwa KPP tak akan terpecah.
Adapun sikap Demokrat dan Nasdem kerap menunjukkan perbedaan pendapat. Terkait bakal calon wakil presiden (bacawapres) Anies misalnya, Demokrat meminta agar Anies segera mengumumkannya.
Sementara itu, Nasdem menganggap tak ada urgensi bacawapres diumumkan saat ini. Kemudian, Nasdem nampak masih mencari pendamping Anies dari figur Nahdlatul Ulama (NU). Adapun Demokrat ingin Anies berpasangan dengan ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Tujuan ngototnya Partai Demokrat mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon nya Anies Baswedan, adalah karena satu persepsi yang dikutip dalam majalah tempo mengatakan bahwa jika Muhaimin Iskandar Menjadi calon Anies Baswedan akan terjadi permasalahan ketegangan politik elektoral atau apatisme pada politik.
Akan tetapi sebelum tiga bulan akhir pendaftaran pasangan calon presiden Partai Nasdem tidak ada merespon hal ini sedikit pun, dengan alasan Yang kuat jika penetapan Agus bisa dibilang akan mengurangi saham Nasdem, dan kebersamaan Agus tidak bisa menambah suara dukungan kepada Anies, dan jika pendukung Anies dan Agus berada di beririsan sejumlah daerah, maka bisa mengakibatkan di Provinsi Anies akan lemah misalnya berada diwilayah Jawa Timur, Demokrat pun tak kuat. Dan pengurusan Demokrat menyadari kelemahan dari hal tersebut.
Didapati isu-isu ini terdapat kabar bahwa Jokowi lebih cendrung mendukung Prabowo Subianto meski tidak terlepas dari perhatian Ganjar Pranowo, koleganya di PDIP. Adapun ada terhadap Anies, Jokowi cendrung antipati. Namun, pendapat saya dengan antipati dari Jokowi terhadap Anies ini malah menciptakan ketegangan dan perselisihan dalam dinamika politik ini.
Tetapi Partai Nasdem ini juga bisa Melihat Muhaimin Iskandar bisa mengendurkan ketegangan Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo yang dimana sebelum informasi duet Anies-Muhaimin muncul di publik, kedua nya sempat bertemu di Istana Negara.
Opini Ini Merupakan Karya Karina Ismatul Qolbi, 29_220301066. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. S1 Komunikasi Penyiaran Islam, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Mataram.
0 Comments