Breaking News

Kesiapan MTQ, Bupati Fauzan: Sudah Siap Seratus Persen

Giri Menang – Bupati Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan Khalid, usai menyaksikan pawai kafilah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ke-28 tahun 2019, mengatakan MTQ telah siap dilaksanakan seratus persen (100%).
“Berbagai macam persiapan sudah kita lakukan, nanti malam akan dibuka secara resmi oleh Bapak Gubernur Nusa Tenggara Barat, Alhamdulillah semuanya siap 100%,” ujarnya diwawancarai Humas di Pendopo Kantor Bupati Lobar (3/10).
Bupati menyampaikan kebanggaan dengan segala persiapan, kerjasama, dan sinergitas yang ditunjukkan oleh semua elemen Pemerintah Daerah Kabupaten Lobar.
“Kemarin saya sudah keliling dengan LPTQ Kabupaten Lombok Barat ke seluruh arena tempat perlombaan, tinggal akan dipakai,” ucap Bupati Fauzan bangga.
Bupati yang berpasangan dengan Wakil Bupati Hj. Sumiatun ini juga mengharapkan partisipasi penuh dari masyarakat.
“Saya menghimbau masyarakat yang tinggal di sekitar arena untuk ikut mendukung, mensukseskan, dan memberikan kesan yang baik bagi semua kafilah yang ikut lomba,” harap bupati.
Dikatakan bupati, selain pawai ta’aruf yang sudah dilaksanakan hari ini, malam sebelumnya juga telah dilaksanakan ramah tamah atau malam ta’aruf. Semuanya, kata bupati, berlangsung ramai, meriah, penuh antusiasme dari seluruh peserta Musabaqah Tilawatil Qur’an, seluruh tokoh agama, dan seluruh masyarakat Lobar.
Bupati berharap, agar mulai pembukaan sampai dengan penutupan nantinya semuanya berjalan sukses, lancar, dan melebihi ekspektasi.
“Sukses Musabaqah Tilawatil Qur’an XXVIII Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat, menuju Kabupaten Lombok Barat yang mantap, menuju Provinsi Nusa Tenggara Barat yg gemilang,” tegasnya menutup wawancara.
*Suasana Pawai Kafilah
Pawai ta’aruf kafilah MTQ ke-28 tingkat Provinsi NTB didahului dengan melintasnya mobil hias yang membawa piala bergilir MTQ yang sebelumnya diraih Kabupaten Lobar pada MTQ ke-27 di Bima tahun 2017. Berikutnya diikuti berturut-turut oleh Drum Band Gema Tripat, pembawa bendera MTQ, bendera merah putih dan bendera petaka Provinsi NTB. Di belakangnya tampak sejumlah siswa berpakaian Pramuka, Forum Lintas Agama Lobar dan Majlis Ta’lim Hidayatuddarain Dasan Geres Gerung.
Yang unik, selain ditandai dengan sejumlah lampu lampion bernuansa Tionghoa di sekitar bagian luar Kantor Bupati Lobar, pawai ini juga diikuti oleh Umat Hindu dan Umat Budha Lobar, yang menggambarkan tingginya toleransi di daerah ini. Baru setelah itu kafilah perwakilan dari 10 kabupaten/kota yang ada di NTB beriringan dimulai dengan kafilah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Menariknya, sejumlah pejabat dan staf Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Lobar juga turut mengiringi.
Kafilah KSB yang menghadirkan 87 orang terdiri dari peserta dan official diiringi oleh para pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Lobar dan Dinas Komunikasi dan Informatika. Selain itu, alunan drum band SMPN 1 Gerung juga mengiringi kafilah kabupaten yang ber-motto Pariri Lema Bariri yang bermakna semangat untuk saling membangun dan menjaga daerah dengan saling membantu satu salam lain antar masyarakat ini.
Di belakang KSB adalah kafilah Kabupaten Dompu sebanyak 83 orang. Kafilah ini diiringi sejumlah pegawai dari Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pariwisata. Kafilah dari kabupaten yang ber-motto Nggahi Rawi Pahu yang bermakna kesesuaian antara ucapan dan perbuatan ini, juga diiringi drum band SMPN 1 Labuapi.
Kafilah urutan ketiga adalah Kafilah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) sebanyak sekitar 90 orang. Kabupaten yang ber-motto Patuh Karya (masyarakat berkeyakinan bahwa manusia yang patuh yaitu yang tunduk, sami’na wa ato’na adalah manusia sejati) ini diiringi oleh sejumlah staf dari Dinas Perijinan, Dinas Pemuda dan Olahraga dan Rumah Sakit Patut Patuh Patju Lobar.
Menyusul kafilah Lotim adalah kafilah dari Kabupaten Sumbawa yang terdiri dari sekitar 90 peserta dan official. Kafilah ini diiringi oleh pegawai dari Dinas Pendapatan Daerah Lobar. Selain itu, kafilah dari kabupaten yang bermotto Sabalong Samalewa (semangat untuk berkerjasama, gotong royong, tolong menolong) ini juga diiringi oleh drum band SMPN 5 Gerung dan SDN 4 Dasan Geres.
Kafilah Kabupaten Sumbawa diikuti oleh kafilah Kabupaten Bima. Bagian terdepan kafilah ini menggunakan gaun Mbojo, ciri khas Bima. Kafilah ini terdiri dari sekitar 80 orang yaitu 55 peserta dan 25 official. Kafilah dari kabupaten yang ber-motto Mbojo ini diiringi staf dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Perumahan dan Pemukiman, dan Perpustakaan Daerah serta drum band Nurul Mujahidin NW Penimbung.
Kafilah keenam adalah kafilah yang cukup semarak, yaitu kafilah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Dikatakan semarak karena selain diikuti langsung Wakil Bupati Loteng Lalu Pathul Bahri, kafilah ini juga disebut sebut diiringi oleh sekiatr 2500 orang, di antaranya masing-masing OPD Loteng diharuskan menghadirkan 40 orang staf. Kafilah ini diiringi oleh staf dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Kafilah yang ber-motto Tatas Tuhu Trasna (Tatas artinya mampu, arif, bijaksana, memiliki pengetahuan dan cara pandang yang berwawasan luas serta jauh ke depan, Tuhu artinya rajin bekerja, dinamis dalam bekerja, ulet, sungguh-sungguh dan tidak mengenal putus asa dan memiliki kemauan menjalankan tugas, dan Tasne artinya memiliki budi pekerti luhur jiwa kasih sayang terhadap sesama, patuh kepada ibu bapak termasuk pada guru dan pemimpin (pemerintah) serta kepada masyarakat dan bangsa), ini juga diiringi oleh drum band MAN 1 Praya dan drum band SMKN 1 Praya.
Kafilah ketujuh adalah kafilah dari Bima Kota. Kafilah dari kabupaten yang ber-motto Maja Labo Dahu (orang yang beriman dan bertaqwa akan malu kepada Tuhan, kepada manusia dan diri sendiri dan takut kepada Allah dan juga kepada manusia apabila tidak mematuhi perintah dan larangan agama dan adat yang baik), ini diiringi oleh pegawai dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Lingkungan Hidup, serta drum band SMPN 1 Lingsar.
Mengikuti kafilah Bima Kota adalah kafilah Kota Mataram. Kafilah dari Kota yang ber-motto Maju, Religius dan Berbudaya ini diikuti oleh 82 orang peserta dan official. Di belakangnya juga mengiringi staf dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan RS Awet Muda Narmada.
Kafilah kesembilan adalah kafilah dari Kabupaten Lombok Utara. Kabupaten yang ber-motto Tioq, Tata, Tunaq (tumbuh, mengelola dan menyayangi) mengirimkan 79 perwakilan, termasuk 31 official. Kafilah ini diiringi oleh staf dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Dan kafilah terakhir adalah kafilah tuan rumah, Lombok Barat. Kafilah ini diikuti juga oleh Plt Asisten III Hj. Lale Prayatni. Kafilah Lombok Barat cukup bersaing dengan jumlah pengiring kafilah Loteng. Di belakang kafilah tuan rumah yang ber-motto Patuh Patut Patju (Patut yang berarti baik, terpuji, hal yang tidak berlebih-lebihan, Patuh artinya rukun, taat, damai, toleransi, saling harga menghargai, dan Patju berarti rajin, giat, tak mengenal putus asa) ini, mengiringi di antaranya drum band SDN 1 Gerung Utara, PKK Lobar, GOW Lobar, IISWARA Lobar, Satpol PP, Dinas Pertanian, beberapa camat, UPT Dikbud dan kepala sekolah se-Gerung, pengawas sekolah, drum band SMPN 5 Narmada, SDN 2 Gerung Selatan, SMAN 1 Gerung, MAN 1 Gerung, SMPN 4 Gerung, drum band SMPN 2 Gerung, drum band Nurul Ummat Lembar, dan lain-lain. Pengiring terakhir dari semua kafilah adalah Palang Merah Indonesia (PMI).

0 Comments

© Copyright 2023 - Suara Konsumen Indonesia