Breaking News

RSUD NTB, Rumah Sakit Pertama dengan Helikopter


MATARAM – Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi NTB, dr. H.Lalu Herman Mahaputra, M.Kes.,MH menjelaskan, soal kesiapan tim medis untuk iven Idemetsu Asian Talent Cap (IATC) yang kemarin tertunda ricenya, disampaikannya sampai saat ini tidak ada kendala bahkan sangat siap dengam alat dan doktornya yang di ungkapnya melebihi medis yang ada di sirkuit Sentul di Jakarta dan sejajar dengan medical di laur negeri.


“Tapi yang jelas medical sudah ready. Semuanya alat kesehatan bahkan kita ini melebihi Sentul dan hampir sama kayak luar luar negeri,” tegasnya saat di wawancarai pada Senin, (15/11/2021).


Saat ditanya terkait langkah antisipasi untuk supaya tidak ada kejadian-kejadian seperti yang terjadi di marshall dijelaskannya, saat ini pihaknya sudah sangat siap dengan langkah antisipasi dimana dengam menghadirkan helikopter yang akan tetap terparkor di RSUP untuk Wayc Air dan menjadi satu-satunya rumah sakit yang memiliki helied.


“Kita sudah bahkan ini setelah event ini akan parkir helikopter untuk wayc air. Saya sudah kerja sama, satu-satunya rumah sakit yang ada helipad itu ada di rumah sakit i RSU Provinsi,” ungkapnya.


Di jelaskannya hal ini dilakukannya untuk mengantisipasi terkait dengan kondisi yang saat ini dan kemudian lagi nanti karena kita ini banyak gili-gili. Dimana akan memberikan suguhan berupa pariwisata terhadap penonton-penonton itu dan Heli itu bisa di gunakan dan sebagai RS rujukan di timur Indonesia.


“Saya sudah akan bekerjasama dengan Fedox terkait untuk mengangkut, kita menjadi rumah sakit rujukan di Indonesia timur pertama. Kita siapkan RSuP itu menjadi rumah sakit rujukan di Indonesia timur Karena sesungguhnya jujur layanan antara barat dengan Timur harus seimbang,” jelas Direktur RSUP NTB yang akrab di sapa dr. Jek itu.


Diteruskannya, “dengan adanya alat bantu udara ini akan mempercepat proses evakuasi dan penanganan pasien tentunya kemudian melihat ke depan bahwa Lombok sangat berpotensi NTB ini, sehingga tidak ada salahnya kemudian kita gandeng perusahaan-perusahaan yang punya pesawat ini untuk memberikan pelayanan kepada penonton kemudian juga nanti kepada wisatawan yang akan berkunjung ke sini,” jabarnya.


Beroperasinya helikopter itu kata dr. Jek akan di buatkan juga paket wisata Mandalika Rinjani, kemudian Mandalika Sumbawa, Mandalika Labuan Bajo dalam bentuk kerjasama peemanen.


“Jadi nggak ada yang jauh dengan udara, itu kerjasama terus permanen jadi nanti setelah wsbk ini dia juga akan menempatkan helinya di RSUP,” jelasnya.


Kita ketahui bersama sistem kerjasama dengan helikopter itu membutuhkan operasional yang tinggi sehingga bisa menggunakan helikopter.


Namun untuk itu dikatakan oleh dr. Jek bahwa pihak RSUP tidak menggunakan sistem sewa hanya menggunakan sistem toptis.


“Kita tidak pakai sistem sewa kita hanya membagi toptis, artinya kita dari medical nya evakuasi medis RSUPyang akan mem-backup dia transportasinya. Terus terang saya ingin buktikan bahwa RSUP Gemilang ini bisa tunjukkan kepada dunia kalau kita mampu, pesan moral Saya tunjukkan kepada dunia bukan Indonesia,” ungkapnya.


Sementara itu berkaca dari IATC ini yang menjadi evaluasi untuk WSBK. “Tentunya evaluasi untuk semua stakeholder terkait saya pikir di WSBK tidak boleh terjadi seperti kemarin, karena kita memang seperti saya di medical ini benar-benar ready bahkan kantina dokternya nggak boleh pulang,” ujarnuya.


Baginya yang juga seorang pembalap, Marshall itu sangat penting. “itu vital untuk responnya bahaya makanya lihat Dorna tidak mau gabah, saya pikir itu wajar dan kami juga medical on time kami berangkat dari jam 5 subuh, jam 6 sudah ready di Sirkuit jam 7 sudah sirkuit infection,” tutupnya.

0 Comments

© Copyright 2023 - Suara Konsumen Indonesia