Belu NTT - Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 742/SWY Mayor Inf Bayu Sigit Dwi Untoro didampingi Wadan Satgas Mayor Inf Aditya Nugraha dan staf menyambut hangat kunjungan kerja Kepala BNNK Belu bersama rombongan di ruang tamu Mako Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Kelurahan Umanen Kecamatan Atambua Barat Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur, Selasa (30/3/2021).
Dalam kunjungan, Kepala BNNK Belu Muhammad Rizal didampingi Kasi Pencegahan Gregorius Kali Bau dan Icha dalam rangka menjalin kerjasama dan sinergitas dengan Satgas Pamtas untuk Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) khususnya di wilayah perbatasan.
Pada kesempatan yang baik tersebut, Kepala BNN Muhamad Rizal menjelaskan maksud kedatangannya di Mako Satgas dalam rangka menjalin sinergitas dan kerjasama seluruh personel Satgas Pamtas Sektor Timur dalam penanganan Narkoba khususnya di pintu-pintu masuk perbatasan dan Kabupaten pada umumnya.
Penanganan yang dimaksud Muhammad Rizal, melakukan deteksi dan pencegahan di pintu masuk wilayah perbatasan yang tersebar di Kabupaten Belu baik terhadap barang yang akan masuk dari wilayah Timor Leste ke Indonesia maupun sebaliknya.
Pria kelahiran Makassar itu juga meminta kepada Dansatgas agar BNNK diberikan waktu mensosialisasikan dan berbagi informasi tentang berbagai jenis Narkoba dan bahayanya dengan harapan para personel yang bertugas di pos-pos perbatasan jajaran Satgas Sektor Timur mengetahui dan mengerti jenis-jenis narkoba yang biasa di konsumsi oleh masyarakat secara ilegal.
Sedangkan Kasi Pencegahan BNNK Belu Gregorius Kali Bau mengatakan pihaknya sangat membutuhkan sinergitas dan kerjasama dari Satgas untuk membantu pencegahan narkoba karena Kabupaten Belu sangat rawan dari peredaran narkoba.
Untuk diketahui, lanjutnya, negara tetangga (RDTL) sangat rawan dengan peredaran narkoba khususnya yang datang dari Cina, Pilipina dan negara lainnya dengan memberdayakan tanaga kerja dari masing-masing negara.
"Dengan keterbatasan personel dan sarana prasarana milik BNN Belu, maka kami membutuhkan kerjasama dan sinergitas dari Satgas Yonif 742/SWY yang saat ini sedang melaksanakan tugas menjaga perbatasan," harapnya.
"Hal itu harus dilakukan mengingat jarak perbatasan sangat jauh dihadapkan akses pintu keluar masuk yang cukup banyak," imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Dansatgas Pamtas Sektor Timur mengucapkan terimakasih atas kepercayaan BNNK Belu yang telah datang dan mengajak pihaknya untuk bersinergi dalam P4GN.
"Ini luar biasa dan kami siap mendukung langkah BNN dalam menzerokan Kabupaten Belu dari Narkoba," tegasnya.
Sebagai informasi, lanjut Bayu Sigit, selama satu bulan kami di wilayah Kabupaten Belu, belum ada laporan terkait dengan penyeludupan narkoba melalui pintu masuk pos-pos.
Pria kelahiran Bandung itu juga menceritakan bahwa ia pernah melaksanakan Satgas di wilayah perbatasan Kalimantan Utara selama 6 bulan dan banyak menangkap Narkoba yang masuk ke Indonesia.
"Namun setelah kami pelajari ternyata ada oknum aparat yang terlibat di dalamnya," kenangnya.
"Sehingga ini mengalami sedikit kesulitan dalam penanganannya, mungkin dengan tertangkapnya satu orang pelaku akan terbongkar semua," kata Dansatgas.
Terkait dengan pembongkaran barang, lanjut Bayu Sigit, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk melakukan pembongkaran barang dan ini membutuhkan kerjasama semua pihak yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya sehingga hasilnya lebih maksimal.
"Untuk sementara kami hanya memeriksa surat-surat dan pemeriksaan secara terbatas karena membutuhkan waktu dan biaya," terangnya.
Namun ia sudah memberikan penekanan kepada seluruh pos-pos apabila ada pelintas batas agar memeriksa surat-surat dan jika itu ada maka bisa dipersilahkan untuk lewat.
0 Comments