Breaking News

Pemkab Lombok Barat Gandeng Karya Bhakti TNI AD Kodim 1606 Untuk Restorasi Sungai

Giri Menang - Puluhan anggota TNI AD dari Kodim 1606 Lombok Barat bersama pegawai dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUTR) Lombok Barat melakukan pengerukan sungai di Dusun Teloke Lauq, Desa Batulayar, Kecamatan Batulayar, Selasa (15/10). Pengerukan ini melibatkan masyarakat Desa Batulayar di Kabupaten Lombok Barat dan menjadi kegiatan dalam rangka Karya Bhakti Terpadu TNI Angkatan Darat di jalur sungai sepanjang satu kilometer dan melintasi empat Dusun di Desa Batulayar.
Sungai Teloke ini menjadi titik interkoneksi limpahan air saat hujan yang membuat kawasan jalan di Kawasan Wisata Senggigi kerap tergenang banjir.
“Sungai ini sering mengalami luapan air sehingga mengakibatkan banjir, terutama di depan Hotel Jayakarta yang kerap mengganggu lalu lintas di musim hujan,” terang Kepala Dinas PUTR Lombok Barat, I Made Arthadana.
Kondisi Sungai Teloke saat ini, terang Made Arthadana telah mengalami pendangkalan akibat sedimentasi lumpur dan sampah. Menurutnya, sedimentasi lumpur dari kedalaman semula yang mencapai 2 meter sudah mencapai ambang batas yang mengkhawatirkan.
“Saat ini rata-rata kondisi dasar sungai dengan tanggul hanya setengah meter akibat sedimentasi lumpur dan sampah plastik,” papar Made.
Pengerukan Sungai Teloke sendiri akan dilakukan sejak hari ini, Selasa (15/10) dan diharapkan nanti akan resmi menjadi bagian dari kegiatan dalam Karya Bhakti TNI AD, khususnya Kodim 1606 Lombok Barat yang akan resmi dicanangkan dalam acara resmi di tanggal 24 Oktober esok. Ada dua sungai di Lombok Barat yang akan direstorasi, yaitu Sungai Teloke di Kecamatan Batulayar dengan panjang 1,2 kilometer dan Sungai Jagaraga di Kecamatan Kuripan sepanjang 67 meter. Restorasi dua sungai tersebut, menurut Made Arthadana tidak hanya akan menjadi jalan keluar dari genangan banjir tahunan, namun juga akan mengembalikan fungsi sungai itu sendiri. Menurut Made, ada dua fungsi yang akan direstorasi, yaitu secara fisik baik struktur maupun tipologinya, maupun untuk fungsi utamanya sungai sebagai sumber kehidupan.
“Kita akan mengembalikan kondisi sungai kepada kondisi normalnya serta berupaya untuk melakukan restorasi secara menyeluruh. Kita akan memperbaiki hulu untuk konservasi sumber air sekaligus berusaha untuk melibatkan masyarakat menjadi peduli sungai,” ujar Made.
Pelibatan masyarakat, tambah Made, akan diintegrasikan dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara Satu untuk menjamin keberlanjutan fungsi sungai tersebut. Untuk itu, harapnya, BWS akan bersama masyarakat bisa memelihara sungai tersebut sebagai suatu kesatuan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Proses pengerukan di Dusun Teloke sendiri berlangsung cukup efektif karena diawali dari hulu.
"Jadi pekerjaan untuk restorasi sungai di Batulayar ini kita untuk sekarang mengarah ke hulu dulu sekitar 300 meter," terang petugas Babinsa Desa Batulayar, Dedy H saat ditemui di lokasi gotong royong, Selasa (15/10).
Dedy menjelaskan proses pekerjaan dilakukan secara terus menerus, mulai dari jam 08.00 sampai jam 11.00 dan berlanjut lagi dari jam 14.00 sampai jam 17.00 WITA.
“Untuk besok pagi (hari ini, red) kita tetap akan melakukan pengerukkan dan penaludan. Untuk pengerukkannya akan memakan waktu sekitar kurang lebih 21 hari kedepan," sambungnya.
Menurut Dedy, kondisi sungai yang penuh sampah dan sering mengakibatkan banjir memunculkan antusiasme warga yang sangat luar biasa, apalagi dengan dibantu oleh alat berat yang didatangkan pihak TNI dua hari lalu.
"Kesan dari masyarakat di sini sangat antusias sekali. Karena kemarin setelah kami bawa alat berat ke lapangan, mereka semua antusias. Tadi kita gelar apel di Lapangan Galaxy Teloke, hadir kurang lebih 80 orang," ungkap Dedy.
Kepala Dusun Teloke Lauq, H. Abdul Wahab, dengan diselenggarakannya restorasi ini berharap agar banjir tidak lagi menghampiri daerahnya. Ia juga berharap dengan bantuan para TNI, masyarakat semakin sadar untuk menjaga kebersihan khususnya di wilayah sungai.
"Kami sangat terbantu dengan adanya pengerukan kali ini karena setiap tahun kami langganan banjir yang disebabkan oleh pendangkalan kali, apalagi setiap musim hujan," ujarnya.
Dijelaskannya, banjir disebabkan dua hal, yakni penyempitan kali di hilir dan sampah yang dibuang masyarakat.
"Mudah-mudahan jangan lagi masyarakat buang sampah di sembarangan tempat. Mari kita menjaga sama-sama," harapnya.

0 Comments

© Copyright 2023 - Suara Konsumen Indonesia