Mataram NTB-Nunung Purwati,
seorang perempuan sarjana jurusan bahasa inggris Berasal Kelurahan Jati Baru
Kecamatan Asakota Kota Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat menjadi Pekerja Migran
Indonesia (PMI) di Singapura, sebelum mencapai kesuksesan membantu keluarganya ia
pernah mengalami pengalaman yang menyulitkanya.
Tidak ada yang buruk menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) karena faktor ekonomi. Nunung Purwati telah menyelesaikan pendidikan S1 jurusan bahasa inggris ia sering melihat ibunya harus melepas cincin atau perhiasan ditangannya dikala harus meminjam uang pada tetangga atau sanak saudara untuk biaya kuliyah nya, dan saudara nya bekerja sebagai buruh di toko bangunan di kota Bima hanya mendapatkan gaji sekedar harga bensin. Sementara ayahnya menjadi buruh lepas setiap hari melihat kaki nya bengkak katanya sabtu,”12//4/2025.
Nunung Purwati sebelumnya pertama menjadi calon pekerja migran Indonesia (PMI) telah mendaftar di salah satu P3MI yang berada di Malang Jawa Timur, saat itu temanya asal Lombok Tengah, Sumbawa dan Lombok Timur Nusa Tenggara Barat telah terjun dari lantai 4 dan patah tulang berada di PT tersebut selama 1 tahun di tampung disana ceritanya melalui telp. kepada Usman, S.Pd Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Nusa Tenggara Barat.
Nunung tidak
dipulangkan pada saat itu musibah dunia saat Pandemi Covid19 selama setahun
mengalami kesulitan. ada calon pekerja migran (PM) meninggal dunia disebabkan sakit di susul dengan
kejadian calon pekerja migran (CPM) kabur melalui lantai 4 dan CPMI tersebut
patah tulang kasus tersebut telah di angkat oleh serikat buruh migran
indsonesia (SBMI).
Kejadian tersebut Nunung sambung nya, ia dijadikan saksi dan harus bolak balik ke kantor polisi di malang Jawa Timur untuk dimintai keterangan (BAP). di anggap sebagai biang masalah di PT tersebut Padahal katanya hanya perjuangkan keadilan buat teman-temanya disana saat itu.“bebernya
Tidak lama Kemudian Nunung di pindahkan ke Indramayu cabang dari PT tempatnya, yang dipindahkan ke PT cabang di brebes. Setahun kemudian di tahun 2022 ia kabur dari PT cabang tersbut karena tidak tahan, nunggu job nggak pasti, Keluar.
“Ia mencari kerja di Surabaya Jawa Timur jadi pembantu juga selam 3 bulan untuk cari uang buat pulang ke bima, Setelah pulang nunug bekerja jadi kasir toko Fi toko sembako di Bima,
Pada bulan 10 tahun 2022 Nunung berangkat kembali ke Surabaya untuk proses ke Luar Negeri Lagi di bantu ibu lala namanya Semua berkas seperti passport di buat ulang di imigrasi Surabaya Bulan 11 tahun 2022 di berangkatkan ke Singapore dan kerja selama 4 bulan di majikan pertama di kembalikan ke agensinya karena perja yang lama datang kembali, setelah itu mulai kembali bekerja pada majikan sampai sekarang,”ungkapnya
Dengan kerja keras dan ketekunan, Nunung akhirnya mencapai kesuksesan sebagai pekerja migran di negara Singapura. Dapat membantu keluarganya yang kerja di toko bangunan sekarang bertugas menjadi anggiota Tentara Nasional Indonesia (TNI), biaya keluarganya dan membiayai saudaranya yang masih sekolah saat ini,
“Ia menjadi contoh bagi banyak orang bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, seseorang dapat mencapai kesuksesan meskipun menghadapi banyak tantangan, kata Usman Ketua SBMI NTB
Nunung Purwati
kata Usman menjadi inspirasi bagi banyak pekerja migran lainnya yang mungkin
menghadapi kesulitan yang sama. Ia membuktikan bahwa dengan semangat, kesabaran
dan ketekunan, seseorang dapat mengatasi kesulitan dan mencapai kesuksesan.”tutupnya
0 Comments