Breaking News

Masih Banyak C PMI Dikirim Secara Ilegal, SBMI Pringgabaya Minta Instansi Terkait Turun Sosialisasi, Jangan Nunggu Ada Korban,

Selong-Serikat Buruh Migran Indnesa (SBMI) Kecamatan Pringgabaya masih banyak para oknum calo yang merekrut dan mengirim calon pekerja migran Indonesia (C PMI) dengan cara ilegal. kata  Irpan Ali, SH, MH,  oknum para Calo merekrut calon PMI dengan mendatangi ke kediamannya langsung.

"Modus operasinya adalah mereka yang memiliki uang menggunakan kaki tangan mereka untuk menjangkau para anak bangsa yang ingin dijadikan mangsa di setiap desa dan dusun sehingga mereka menggunakan kaki tangan yang disebut dengan calo,"kata Ketua DPK SBMI Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nsa Tenggara Barat, “selasa (26/07/2024).

Irpran Ali, SH, MH  oknum merekrut langung ke masyarakat menjadi calon PMI di janjikan bisa di berangkatkan ke berbagai negara , seperti malaysia, Taiwan dan Polandia. Arab saudi. Irak dan negara lainya Para calon PMI ini diminta membayar Rp 25 hingga Rp 50 juta bahkan sama 65 juta sebelum diberangkatkan.”bebernya

Irpan, mengatakan para calo ini menyasar warga di dusun dan desa yang mayoritas perempuan. Buaian janji manis pada  para masyarakat yang mencari kerja menjad ke luar negeri menjadi Pekerja Migran.”Ungkanya.

"Para Calon Pekerja Migran ini djanjikan untuk mendapatkan pekerjaan dengan cara cepat, dijanjikan mendapatkan gaji yang tinggi bahkan keluarga yang ditinggalkan di berikan uang uang fit atau biaya hidup keluarga antara Rp 7 juta sampai Rp 10 jutaan, dalam kondisi masyarakat desa yang kurang mendapatkan akses informasi, sangat memprihatinkan dan karena pengangguran dan lapangan kerja juga dan angkatan kerja tinggi, masyarakat otomatis cepat tergiur,

Berharap kepada pihak-pihak instansi yang terkait, kewajibannya Disnaker kata Irpan  untuk melakukan pelindngan sesuai amanah undang-undang no 18 Tahun 2017 dan Perda no 5 tahun 2021 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia asal Lombok Timur, seharusnya lebih memperluas sosialisasinya ke bawah jangan hanya menunggu ada korban baru bergerak, seharusnya melakukan pencegahan dengan menggandeng semua pihak dan elemen yang ada dan turun menggandeng kecamatan dan desa dengan melibatkan semua unsur tokoh di desa, “tutupnya

 

 

0 Comments

© Copyright 2023 - Suara Konsumen Indonesia