Keluarga Besar Kanwil Kemenag saat berziarah ke dua Makam Pahlawan di Lombok Timur. |
Lombok - Puluhan ribu orang yang tergabung di Keluarga Besar Kanwil Kemenag NTB, secara bersama-sama memperingati Hari Pahlawan Nasional, dengan mengikuti ziarah makam pahlawan Nasional TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dan makam tokoh Nahdlatul Ulama (NU) NTB TGH Muhammad Shaleh Hambali.
"Keluarga besar mulai kementerian agama, pondok pesantren, madrasah, lintas agama dan seluruh elemen masyarakat mengikuti kegiatan ziarah makam dalam rangka memeriahkan hari Pahlawan Nasional ini," terang Kepala Kanwil Kemenag NTB H Zamroni Aziz, Sabtu (11/11).
Acara pelepasan peserta ziarah makam tersebut, berlangsung di halaman Masjid Raya Hubbul Wathon Islamic Center Mataram, dihadiri Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi, anggota DPR RI Hj Sari Yuliati, Kapolda NTB Irjen Pol R Umar Faroq, serta Forkopimda di NTB.
Adapun makna ziarah makam adalah salah satu cara menghargai dan menghormati para pendahulu yang sudah berjasa untuk masyarakat, NTB dan Indonesia.
Lebih lanjut, alasan Kanwil Kemenag NTB menggelar ziarah makam ke dua tokoh tersebut, karena ini adalah repsentasi dari seluruh unsur Nahdlatul Wathon (NW) dan NU di Bumi Gora.
"Kenapa kami ziarah makam di dua tempat Bengkel dan Pancor? Karena dua tokoh ini telah berkontribusi besar bagi masyarakat NTB," terangnya.
Seperti TGH Muhammad Shaleh Hambali merupakan tokoh dari NU, yang sudah mencetak para tuan guru, masyayikh, dan hal-hal bermanfaat lainnya bagi umat. "Memang tidak berguru langsung kepada beliau, tetapi anak-anak murid beliau adalah guru kami," jelasnya.
Selain itu, TGH Muhammad Shaleh Hambali yang merupakan perintis Pondok Pesantren Darul Quran, dikenal baik oleh Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno.
"Dimana dulu, Bung Karno pernah singgah di Ponpes Nurul Quran, saat menjadi Presiden, dulu tidak ada alat komunikasi seperti telpon atau handphone, tapi kami yakin Bung Karno adalah wali, maka yang mengetahui waliyullah adalah waliyullah," kata Zamroni.
Karenanya, ia mendukung jika pemerintah mengusulkan TGH Shaleh Hambali menjadi pahlawan Nasional dari kalangan NU NTB. "Kiprah beliau sangat luar biasa," jelasnya.
Begitu juga dengan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang merintis perjuangan, mulai dari surau kecil, menjadi lembaga pendidikan, berlanjut ke majelis taklim diniyah dan yang lainnya.
"Kita tidak berguru secara langsung kepada Magfurullah, tapi kita berguru sama murid-muridnya, maka kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ponpes dan zurriatnya," tandas Zamroni.
Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi membuka sambutan, dengan menyuarakan kembali pidato kepahlawanan Bung Karno, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya serta dapat meneruskan perjuangan para pendahulu.
Miq Gita, sapaan akrab, berharap momentum hari pahlawan Nasional diharapkan menjadi pengingat akan keberadaan dan jasa, yang telah dilakukan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dan TGH Muhammad Shaleh Hambali, dan bisa menginspirasi, serta memotivasi langkah setelah kemerdekaan.
0 Comments