Breaking News

Mantan PMI Sapari Wirana, Bangun Usaha Sembako di Kampung Halamannya

Tidak semua mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) mentalnya drop ketika pulang ke Tanah Air, menganggap banyaknya pandangan miring terhadap Pekerja Migran tidak semuanya benar. Ada yang sukses, seperti bisa bangun rumah, beli sawah, atau nyewa tanah untuk bertani, sepulangnya jadi PMI dan  merintis usaha dan sukses di kampung halamannya.

Sapari Wirana (28), Peri nama panggilan tidak ingin dipandang sebelah mata bahkan diremehkan orang. Ia berusaha mencari peluang dan membuktikan kepada masyarakat, bisa membuktikanya sepulang jadi Pekerja Migran Indonesia di Malayasia dan merintis bisnis di Monte Desa Surabaya Utara Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur, 

Pertama kali ke Malaysia pada tahun 2013 sampai 2015 kemudian kembali lagi ke Malaysia tahun 2017 sampai 2020, dengan gaji 3 juta per bulan, cukup membuatnya belajar banyak hal. Seperti yang dikisahkannya saat masih bekerja, ia tertegun melihat orang tua yang masih giat bekerja, padahal usianya sudah 70 an tahun.  Ia terinspirasi dengan orangtua tersebut, dan dari kejadian itu tekadnya bertambah sehingga menanamkan displin, giat bekerja, dan tidak mudah menyerah. “Semangat kerjanya tinggi di Malaysia, saya lihat sudah uzur masih mampu bekerja” ungkapnya.

Memang permulaannya tidak semudah yang diucap, pulang bawa uang lalu buka usaha. Ternyata Peri pun pernah merasa bingung saat menentukan usaha apa yang akan ia rintis. Namun ia yakin, apapun bisnis yang dibangun dan diniati dengan tekad bulat pastinya akan berhasil. Peri  kelahiran Monte Desa Surabaya Utara Kecamatan Sakra Timur ini semakin bersemangat karena keluarga sangat mendukung niatnya buka usaha sembako di rumahnya.

“Modal yang dikumpulkan selama menjadi PMI di gunakan sebagai modal membuka usaha jualan sembako di rumahnya, Hanya bermodalkan Rp 2,000,000 juta rupiah, seperti beras, minyak, sayur, jajan/kue dan juga menjual pakaian, dan memanfaatkan media-media sosial (medsos) melalui Facebok (fb) untuk promosi dan jualan one line,  

Sambung Peri, sambal jualan juga ikut belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) AL-Mujahidin, untuk menyelesaikan Pendidikanya dari SD (Paket A) dan SMP (Paket B) dan saat ini masih mengikuti paket C, dan telah mengikuti pelatihan pemberdayaan Ekonomi yang di selenggarakan oleh SBMI Lombok Timur, sehingga memiliki kemampuan menggunakan media sosial untuk promosi dan jualan secara one line (COD) dan di bantu oleh Istrinya (Rohani Fatmiwati) di samping mengajar/Guru PAUD AL-Mujahidin Desa Surabaya Utara Kecamatan Sakra Timur dari tahun 2014,

Usaha yang berskala kecil, namun bisa berhasil terwujud  berkat kerja kerasnya. kini ia bisa menikmati hasilnya perharinya 50 sampai 70 ribu rupiah. Berharap kepada pemerintah agar melirik dan melakukan pembinaan dan memberikan tambahan modal untuk Kesuksesan mantan PMI, juga dapat menginspirasi banyak PMI yang ingin merubah nasib dan bangkit memberdayakan masyarakat sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan, “katanya,

 


0 Comments

© Copyright 2023 - Suara Konsumen Indonesia