Breaking News

Alwie Jufri, Purna PMI Asal Mt. Baan, Sukses Buka Usaha Sembako dan Bertani

Menjadi Pekerja Migran Indonesia, bukanlah sebagai cita-cita setiap orang yang terlahir di muka bumi ini, karena ada sebabnya seperti faktor ekonomi,  pengangguran tidak adanya lapangan pekerjaan, hutang piutang,  menyebabkan banyak masyarakat Nusa Tenggara Barat yang memilih mencari kerja ke luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia,  

Alwie Jufri (35) kelahiran di Dusun Mentaum Desa Montong Baan Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur Propinsi Nusa Tenggara Barat, pernah bekerja di luar negeri  selama 3 tahun sebagai pekerja ladang kelapa sawit di negara malaysia dan bercita-cita jadi Pekerja Migran yang sukses, "Sabtu, 25 Maret 2023.

Alwie menceritakan pengalamanya yang pernah menjadi Pekerja Migran di Negara Malaysia dari tahun 2011 sampai 2014, ingin merubah perekonomian keluarganya dan bercita-cita ingin bangun rumah sendiri dan bisa buka usaha, setelah 3 tahun Al-hamdulillah dapat rizki untuk membangun rumah langsung pulang,

"Setelah beberapa minggu di rumah saya mulai membuka usaha sejak awal tahun 2015, usaha jualan sembako seperti beras, minyak, pakaian, cabe, tomat, kue/jajan yang dibuat dari bahan campuran hasil pertanian yang di tanam sendiri seperti Cabe (lada) dan tomat,

Usaha yang saya jalani berjalan sampai sekarang atas bantuan dukungan dan suport dari (Istri), Kusmayanti, S.Pd selaku Bendahara Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Lombok Timur juga mengajar (Guru/kepala) PAUD Dharma Wanita Batumora Desa Montong Baan Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur,

"Alhamdulillah usaha yang saya jalankan bisa mendapatkan penghasilan 50 sampai 70 ribu perhari dari hasil penjualan sembako dan pakaian, usaha di jalankan juga membutuhkan promosi dengan memanfaatkan media-media sosial, banyak yang memesan melalui one lne bergantian ngantar (COD) dengan Istrinya, 

Sambung Alwie, Beda dengan hasil pertanian nanam cabe dan tomat seca4ra bergiliran tahun ini nanam cabe tahun depan nanam Tomat dan permusiman, setiap musim panen kadang harga tidak menentu seperti yang di alami tahun 2022 lalu tananam cabe dan tomat tiba-tiba mati dan harganya hancur dan rugi sekitar 45 juta rupiah, namun jika harganya stabil kadang bisa menghasilkan 2 sampai 3 juta selesai panen, "cerita Alwie sambil tersenyum

Sementara di tempat yang berbeda, ketua SBMI Lombok Timur Usman, S.Pd, mengatakan Pemerintah daerah melalui dinas, pertanian, dinas koperasi dan UMKM, Dinas Perdagangan dan Dinas Sosial, hadir terhadap Purna PMI untuk melakukan pelatihan / bimbingan, pembinaan dan memberikan sebagai tambahan bantuan permodalan agar usaha tetap bisa berjalan, dan dari Dinas Perdagangan bisa mengotrol harga saat panen agar tidak merugi dan kembali menjadi Pekerja Migran Indonesia,

Usman berharap Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait untuk bergandengan tangan untuk melakukan pelatihan dan pembinaan dan pemberdayaan ekonomi terhadap para purna PMI dan keluarganya, bisa mengurangi masalah, dengan membuka usaha sendiri maupun kelompok, Dinas Sosial dan Dinas Koperasi dan UMKM lombok timur sudah mulai memberikan bantuan dan melakukan pelatihan/pembinaan terhadap purna PMI,  kedepan dapat memberikan tambahan modal usaha mereka, “kata Usman dalam keterangan tertulisnya.

0 Comments

© Copyright 2023 - Suara Konsumen Indonesia