Breaking News

Bupati Lobar : “Hindari Miss Komunikasi Dalam Penyebaran Informasi COVID-19”


Gerung– Pertemuan Rutin Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat (Lobar) bersama Direktur Utama Rumah Sakit dengan Kepala Puskesmas se Lobar di Aula Kantor Dinas Kesehatan Lobar, Selasa (6/7/2021).


Pembahasan tentang mengintervensi posko penanggulangan COVID-19 di masing-masing Desa. Pada pertemuan tersebut dihadiri oleh Asisten I Lobar H. Agus Gunawan, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Awet Muda dr. A.A.N. Putra Suryanatha, Dirut RSUD Patut Patuh Patju dr. H. Arbain Ishak, dan Kepala Puskesmas se Lobar.


RSUD dan 20 Puskesmas  yang ada di Kabupaten Lobar diharapkan untuk bisa konsisten dalam melaksanakan vaksinasi serta saling membantu antara Puskesmas dan Rumah Sakit. Dalam mengoptimalkan beberapa posko yang ada di desa, pemerintah pusat sudah mendorong anggaran untuk kegiatan apa pun yang terkait dengan penanggulangan COVID-19 di level Desa.


“Tercukupinya vaksin di setiap Desa di Kabupaten Lobar serta bergeraknya setiap Pemerintahan Desa dalam mengawasi dan juga menjalankan vaksinasi untuk setiap masyarakat di Lobar,” Harap drg. Hj. Ni Made Ambaryati Kepala Dinas Kesehatan (Kadikes) Lobar.


“Ada sekitar 2.500 data yang tidak masuk dan harus divaksinasi baik ASN ataupun tenaga kontrak, dan data tersebut akan diproses dan dilakukan verifikasi ulang sebelum dilakukan vaksinasi setelah fokus di 24 desa yang akan melaksanakan pilkades serentak,” Tambah Kadikes Lobar.


“Ditargetkan yang diharapkan sehari 100 orang untuk dilakukan vaksinasi di sejumlah titik yang ditentukan. Untuk  insentif nakes sendiri, Kabupaten Lobar mendapat ranking ke lima dari seluruh Indonesia sudah mencairkan insentif untuk nakesnya. untuk para petugas kesehatan agar berhati-hati dalam menyebarkan informasi agar terhindar dari hoax yang menyesatkan masyarakat,” tuturnya.Pada pertemuan tersebut beberapa hal penting yang disampaikan oleh Bupati  Lobar  H. Fauzan Khalid yakni Pertama konsolidasi internal dan juga komunikasi, koordinasi puskesmas dengan Dinas Kesehatan, dinas dengan internal dinas terkait, dan Dinas Kesehatan dengan Rumah Sakit, agar terhindarnya dari miss komunikasi sehingga data yang diungkap di media menjadi lebih jelas. Kedua adalah untuk tidak meremehkan data, Penyampaian data diharapkan jelas, tidak dilebihkan maupun dikurangi. Selanjutnya sosialisasi tidak boleh berlebih, karena masyarakat sering memiliki asumsi sendiri yang melebihi para ahli dan ditakutkan akan menyesatkan banyak orang.


“Saya pertegas lagi konsolidasi, komunikasi, dan data adalah yang paling penting agar tidak terjadi simpang siur dalam penyampaiannya kepada masyarakat luas,” Tegas Bupati.

0 Comments

© Copyright 2023 - Suara Konsumen Indonesia