Breaking News

Serahkan Bantuan USAID, Wagub NTB Himbau Warga Tetap Patuhi Prokes


Mataram -- Disiplin penerapan protokol kesehatan (Prokes) menjadi kunci utama dalam pencegahan dan penularan Covid-19 di Nusa Tenggara Barat. Prokes mulai dari penggunaan masker, cuci tangan mengggunakan sabun, menggunakan sanitizer, dan menjaga jarak haruslah menjadi tatanan hidup baru bagi masyarakat NTB untuk menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini.


Hal tersebut ditegaskan Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah usai memberikan bantuan alat kesehatan (ventilator, red) kepada enam (6) Rumah Sakit Umum Daerah di NTB, Selasa (27/10), bertempat di RSUD Kota Mataram. 


Wagub NTB menyerahkan bantuan dari United States Agency for International Development (USAID) kepada 6 rumah sakit di NTB yaitu,  RSUD Kota Mataram, RSU Awet Muda Lombok Barat, RSUD Praya Lombok Tengah, RSI Siti Hajar, RSAD Wira Bhakti Mataram, dan RS Harapan Keluarga.


Pada kesempatan tersebut, Wagub NTB berpesan, agar masyarakat tidak mengabaikan prokes. Diakuinya, meski grafik kasus terpapar Covid-19 ini terus melandai, namun masyarakat diingatkan untuk tetap patuh terhadap anjuran pemerintah. Terlebih Provinsi  NTB sendiri telah mengimplementasikan Perda Nomor 7 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Penyakit Menular, yang di dalamnya mengatur pemberian sanksi bagi pelanggar Prokes.


" Jadi biasakan pakai masker. Jangan dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu, tapi ini untuk kesehatan kita semua" himbau Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub NTB. 


Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadikes) NTB, dr. Hj. Nurhandini Eka Dewi menyoroti soal antisipasi penularan Covid-19 di sektor pariwisata, khususnya saat libur panjang yang akan dimulai Rabu (27/10) besok. Mantan Kepala Dikes Kabupaten Lombok Tengah ini menyebut  ada sejumlah komponen pariwisata yang harus berperan dalam penanganan Covid-19 ini. Diantaranya,  pelaku, pengusaha, pekerja dan pengunjung pariwisata. 


Dikatakan, komponen dimaksud memiliki  tugas yang sama dalam memberantas Covid-19. Komponen pariwisata dimaksud harus patuh pada protokol kesehatan. Penguasaha harus menyiapkan sarana dan prasarana yang ada. Menegur apabila ada pengunjung yang kurang sehat bahkan dilarang masuk di area wisata, terlebih anak-anak.


"Resiko menularkan anak-anak dan dewasa sama. Anak-anak disebut penular yang diam. Komponen tersebut punya peran yang sama. Jangan sampai kejadian di daerah-daerah lain terulang di NTB. Ingat paling tidak nanti di lokasi wisata ada orang yang mengawasi. Kalau ada orang yang ngawasi pasti patuh," pintanya. 

0 Comments

© Copyright 2023 - Suara Konsumen Indonesia