Bisma Goes to Get Member (BIGGER) Badan Ekonomi Kreatif sampai di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat, setelah sebelumnya menjelajahi 5 daerah di nusantara.
Mataram - Di Kota wilayah timur indonesia ini, BIGGER mensosialisasikan platform BISMA (BEKRAF Information System in Mobile Application) kepada ratusan kreator atau pelaku ekraf muda dari berbagai kalangan. Sistem aplikasi pendataan pelaku ekraf ini nantinya akan memudahkan berjalannya program Bekraf dalam hal peningkatan nilai eksport daerah.
“BISMA dibangun dengan tujuan mendukung kepentingan pemerintah memperoleh data mikro ekonomi kreatif untuk menunjang perkembangan ekraf nasional. Sehingga kedepannya data ini dapat kami jadikan acuan untuk menyusun berbagai program maupun kebijakan yang tepat bagi para pelaku ekraf di masing-masing daerah,” ujar Direktur Riset dan Pengembangan Bekraf, Wawan Rusiawan usai membuka kegiatan BIGGER Mataram pada Kamis (1/8).
Keuntungan dengan adanya BISMA lanjut Wawan, terwujudnya Be Updated. Dimana pelaku ekraf bisa mendapatkan informasi dan agenda terkini seputar kegiatan ekonomi kreatif yang difasilitasi oleh Bekraf. Kemudian Be Marketed, karena BISMA menyediakan etalase untuk memperkenalkan produk-produk ekonomi kreatif.
Juga Be Supported, dimana pelaku kreatif yang terdaftar menjadi prioritas utama memperoleh dukungan dan bantuan investasi bagi pelaku ekonomi kreatif. Dan yang lebih membanggakan yakni Be Integrated, di mana usaha pelaku ekraf terintegrasi dalam database Bekraf, sekaligus terhubung dengan jejaring investor usaha kreatif di Indonesia.
Keuntungan lainnya adalah Be Engaged dimana pelaku kreatif dapat terlibat langsung memberikan masukan melalui kuesioner online di BISMA, untuk menyusun kebijakan yang terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif nasional.
Wawan menambahkan, saat ini tercatat lebih dari 45.000 pelaku ekraf di Indonesia dengan 827 jumlah usaha ekraf di NTB yang sudah terdaftar di platform BISMA.
Namun angka ini terbilang masih jauh lebih kecil dibandingkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2016) yang mencacat terdapat 8,2 juta jumlah usaha ekraf yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara di Mataram baru tercatat 344 pelaku ekraf yang mendaftar melalui platform BISMA, dari 17.193 pelaku ekraf yang ada. Untuk itu Bekraf menilai perlunya mendata secara rinci pelaku ekonomi kreatif dan usaha yang digeluti melalui sebuah platform khusus sehingga pelaku ekraf nasional bisa dipetakan secara mikro.
Kota Mataram ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai pintu gerbang dan simpul utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan jasa skala regional. Oleh karena itu Kota yang dikenal dengan budaya dan religusnya ini dinilai memiliki banyak pelaku ekonomi kreatif, karena ditunjang oleh posisinya sebagai salah satu destinasi wisata nasional.
Selain mensosialisasikan BISMA kepada pelaku ekraf Mataram, rangkaian kegiatan BIGGER ini juga dimaksudkan untuk memberikan fasilitasi pengembangan kapasitas mengenai pengemasan produk, pemasaran produk, teknik fotografi komersil hingga pengelolaan keuangan, juga memperkenalkan program-program Bekraf lain yang mampu mengakselerasi perkembangan ekraf nasional.
Kegiatan ini dibuka oleh Deputi Pemasaran, Joshua Puji Mulia Simandjuntak dan dalam kesempatan tersebut turut hadir Direktur Harmonisasi Regulasi dan Standardisasi, Sabartua Tampubolon dan Direktur Hubungan Antar Lembaga Dalam Negeri, Hassan Abud serta sejumlah tokoh kreator kawakan.
Dalam kesempatan ini BIGGER menargetkan lebih dari 300 pelaku ekraf yang berasal dari Kota Mataram dan sekitarnya mendaftarkan usahanya ke BISMA. Melalui kegiatan ini Bekraf berharap dapat memperoleh data mikro yang valid mengenai data ekonomi kreatif untuk mendorong akselerasi ekonomi kreatif Indonesia melalui pemetaan program dan kebijakan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan pelaku ekraf di masing-masing wilayah.
(LNG01)
0 Comments